Keamanan Nikmat Yang Terlupakan
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Keamanan Nikmat Yang Terlupakan merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. yang disampaikan secara langsung dari Masjid Al-Ihsan Pebatan, Brebes. Disampaikan pada 23 Jumadal Awwal 1441 H / 19 Januari 2020 M.
Ceramah Agama Islam Tentang Keamanan Nikmat Yang Terlupakan
Sesungguhnya kenikmatan aman adalah merupakan nikmat yang luar biasa. Sebab dengan keamanan itu kita bisa ibadah enak, dengan keamanan itu rezeki pun jadi enak juga. Bayangkan kalau Antum rezekinya banyak tapi nggak aman, nyawa Antum terancam, saya yakin sebanyak apapun harta Antum tapi kalau keadaannya tidak aman kita tidak akan bisa menikmati rezeki. Kalau kita badannya sehat, kuat, tapi nggak aman, tetap saja kita nggak bisa menikmati kehidupan. Oleh karena itulah saudaraku, aman itu adalah merupakan nikmat. Maka kewajiban kita adalah banyak-banyak mengingat nikmat Allah. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّـهِ عَلَيْكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah yang Allah berikan kepada kalian itu.” (QS. Al-Ahzab[33]: 9)
Hal-hal yang berkaitan dengan kenikmatan-kenikmatan dari keamanan yang Allah berikan kepada kita.
1. Nikmat keamanan lebih besar dari nikmat rezeki
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 126:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
“Dan ingatlah ketika Nabi Ibrahim berkata, ‘Wahai Rabb, jadikan negeri ini negeri yang aman (yaitu Mekah) dan berikan rezeki penduduknya.” (QS. Al-Baqarah[2]: 126)
Nabi Ibrahim yang diminta pertama kali adalah aman dulu, kemudian yang kedua Nabi Ibrahim minta supaya penduduknya dikasih rezeki. Maka di sini Nabi Ibrahim mendahulukan keamanan daripada rezeki. Hal ini karena 2 sebab; (1) karena kalau aman rezeki juga banyak, kalau nggak perang, untuk perputaran perekonomian pun juga mudah. Dengan adanya keamanan petani juga aman, bisa bercocok tanam. Adanya keamanan, orang berdagang juga aman, tidak ada yang merampok, tidak ada yang mengambil. Bayangkan kalau -misalnya- perang, nggak aman, perekonomian bakalan macet, pasti itu. Makanya di sini didahulukan Nabi Ibrahim minta keamanan dulu. (2) Sebab yang kedua, kalaupun ada rezeki tapi kalau tidak ada keamanan, maka pada waktu itu kita tidak bisa menikmati rezeki. Makanya penting sekali sadaraku untuk kita berusaha menjaga keamanan.
Separah apapun kondisi perekonomian yang penting aman dulu. Karena ketika perekonomian morat-marit terkadang banyak orang yang kemudian pikirannya pendek. Akhirnya melakukan pencurian, perampokan dan yang lainnya. Akhirnya nggak aman. Sudah tidak aman, perekonomian yang terpuruk akan tambah terpuruk lagi. Tapi kalau misal perekonomian terpuruk tapi aman, insyaAllah sedikit demi sedikit bisa diperbaiki.
2. Allah mengungkit-ungkit tentang nikmat keamanan
Allah berfirman:
أَوَلَمْ نُمَكِّن لَّهُمْ حَرَمًا آمِنًا يُجْبَىٰ إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ
“Bukankah -kata Allah- Kami telah memapankan keamanan untuk negeri Haram itu, dimana buah-buahan pun didatangkan kepadanya.” (QS. Al-Qashash[28]: 57)
Di sini Allah menyebutkan dalam redaksi pengingatan bawah ini nikmat buat kamu, ingat sama kamu, jangan dilupakan! Karena nikmat aman itu luar biasa. Allah juga berfirman dalam Surat Al-Ankabut ayat 67:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا وَيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّـهِ يَكْفُرُونَ ﴿٦٧﴾
“Apakah mereka tidak melihat bahwa Kami sudah menjadikan negeri Haram itu aman, sementara negeri-negeri di sekelilingnya banyak orang yang diculik dan dibunuh. Apakah mereka beriman kepada yang bathil dan mereka kafir kepada nikmat-nikmat Allah?” (QS. Al-Ankabut[29]: 67)
Di sini Allah mengingatkan tentang nikmat aman, “Wahai kaum musyrikin Quraisy, apa kalian tidak ingat bahwa di Mekah ternyatah benar-benar aman dibandingkan di negeri-negeri sekitar Mekah yang tidak aman, banyak penyamun, banyak pencuri dan yang lainnya.” Makanya Allah mengatakan juga:
الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ ﴿٤﴾
“Yang telah memberikan kepada mereka makanan saat kelaparan dan memberikan keamanan di saat ketakutan.” (QS. Qurasy[106]: 4)
Itu nikmat besar sekali, saudaraku. Allah juga berfirman dalam Al-Baqarah ayat 125:
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا
“Dan ingatlah ketika Kami telah menjadikan Ka’bah ini sebagai tempat manusia berkumpul dan keamanan untuk mereka.” (QS. Al-Baqarah[2]: 125)
Allah juga mengingatkan nikmat keamanan kepada para sahabat Nabi. Allah berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 26:
وَاذْكُرُوا إِذْ أَنتُمْ قَلِيلٌ مُّسْتَضْعَفُونَ فِي الْأَرْضِ تَخَافُونَ أَن يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآوَاكُمْ وَأَيَّدَكُم بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿٢٦﴾
“Dan ingatlah disaat dulu jumlah kalian sedikit kalian pun ditindas, kalian pun merasa takut untuk diculik dan dibunuh oleh manusia, lalu Allah memberikan kepada kalian perlindungan, Allah pun membela kalian bahkan Allah memberikan rezeki kepada kalian perkara-perkara yang thayyib agar kalian bersyukur.” (QS. Al-Anfal[8]: 26)
Disuruh agar kita ingat nikmat Allah yang besar ini. Makanya -kata Ibnul Qayyim- diantara perkara yang menimbulkan syukur kepada Allah yaitu banyak mengingat kenikmatan. Dan nikmat aman nikmat yang sangat besar sekali.
Terkadang ada orang berkata, “Tapi pemimpin kita dzalim, banyak korupsi, nggak aman negara ini.” Kita katakan, “Ya Akhi, mana yang lebih besar mudharatnya, kita memberontak kepada pemimpin malah menimbulkan kekacauan dimana-mana akhirnya tidak aman sama sekali, atau kita sabar sambil kita mendoakan mereka?”
Maka dari itu saudara-saudaraku sekalian, ingat bahwa nikmat iman itu sesuatu yang luar biasa. Demikian pula bahwa seluruh manusia meminta kepada Allah keamanan. Bahkan para Nabi saja minta kepada. Ini dia Nabi Yusuf berkata kepada kedua orang tuanya:
فَلَمَّا دَخَلُوا عَلَىٰ يُوسُفَ آوَىٰ إِلَيْهِ أَبَوَيْهِ وَقَالَ ادْخُلُوا مِصْرَ إِن شَاءَ اللَّـهُ آمِنِينَ ﴿٩٩﴾
Ketika keluarga Nabi Yusuf, ayah ibunya, kakak dan adik-adiknya masuk semuanya ke kota Mesir, maka Nabi Yusuf pun kemudian menyambut mereka dan berkatalah, “Silakan masuk kota Mesir insyaAllah kalian aman.” (QS. Yusuf[12]: 99)
Allah pun berfirman menyebutkan tentang Nabi Musa yang ketakutan saat dikejar oleh Firaun, beliau ketakutan dna pergi ke Madyan. Kemudian Nabi Musa pun diberi ketenangan:
وَلَا تَخَفْ ۖ إِنَّكَ مِنَ الْآمِنِينَ
“Kamu jangan takut, kamu termasuk orang-orang yang aman.” (QS. Al-Qashash[28]: 31)
Nabi Musa ketika disuruh pergi untuk mendakwahi Firaun, Nabi Musa khawatir lalu Allah pun juga mengatakan, “Jangan takut, engkau termasuk orang-orang yang aman.”
3. Ibadah tidak bisa kita lakukan dengan khusyu’ tanpa ketenangan
Ibadah tidak bisa kita lakukan dengan enak, dengan damai, dengan khusyu’, dengan tenang, kecuali dengan adanya keamanan. Kalau kita beribadah dalam keadaan tidak aman, kira-kira tenang nggak ibadah kita? Kita shalat takut ditembak, kita shalat motor kita takut dicuri orang, misalnya banyak curanmor (pencurian sepeda motor), pulang dari masjid motornya hilang.
Itu baru maling, bagaimana ternyata banyak pembunuh?
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah:
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّـهِ قَانِتِينَ ﴿٢٣٨﴾ فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالًا أَوْ رُكْبَانًا ۖ فَإِذَا أَمِنتُمْ فَاذْكُرُوا اللَّـهَ كَمَا عَلَّمَكُم مَّا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ ﴿٢٣٩﴾
“Jagalah oleh kalian shalat 5 waktu terutama shalat ashar. Dan berdirilah kepada Allah dengan khusyu’. Dan jika kalian merasa ketakutan silakan shalat dalam keadaan berjalan ataupun berkendaraan. Dan Apabila kalian telah aman maka berdzikirlah kepada Allah sesuai dengan yang Allah ajarkan kepada kalian.” (QS. Al-Baqarah[2]: 239)
Pada ayat ini Allah mengatakan kalau keadaannya takut silakan shalatnya terserah sambil berlari/sambil berjalan/ sambil naik kendaraan, tapi kalau kalian sudah aman lakukan shalat sesuai dengan yang diajarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Artinya kalau aman ibadah pun juga enak. Kita bisa melakukan shalat sesuai dengan syarat-syaratnya. Tapi kalau tidak aman kita tidak bisa melakukan shalat sesuai dengan syaratnya.
Disaat aman dakwah pun akan semakin mudah untuk menyebar. Lihat bagaimana ketika Nabi Musa berdakwah di bawah Tirani Firaun, susah, sulit sekali, tidak aman. Tapi ketika Allah selamatkan Nabi Musa dan kaumnya dan Allah tenggelamkan Firaun dan tentaranya dalam laut merah, aman. Akhirnya banyak manusia yang masuk ke dalam agama Nabi Musa ‘Alaihish Shalatu was Salam. Makanya keamanan itu adalah nikmat yang sangat besar sekali.
Cara Menjaga Keamanan
Bagaimana cara menjaga supaya keamanan itu tetap diberikan oleh Allah kepada kita? Menjaga keamanan itu penting sekali. Agar keamanan tidak dicabut oleh Allah:
1. Bersyukur kepada Allah atas nikmat keamanan
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Ibrahim ayat 7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ ﴿٧﴾
“Dan ingatlah disaat Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan bahwa jika kalian bersyukur, Aku akan tambah untuk kalian, tapi kalau kalian kufur (tidak syukur nikmat), maka sesungguhnya adzabKu sangat keras.” (QS. Ibrahim[14]: 7)
Saudaraku, kalau kita bersyukur kepada Allah dengan cara mentaati Allah, nikmat aman itu ditambah sama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Imam Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa rukun syukur itu ada 3:
1. mengakui dengan hati kita bahwa nikmat ini semuanya dari Allah. Wajib kita yakini itu. Jangan sekali-kali menisbatkan nikmat keamanan itu kepada diri kita atau kepada manusia. Yang paling utama kita nisbatkan kepada Allah. Bahwa semuanya dengan karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena kalau Allah mau mencabut nikmat aman, mudah bagi Allah.
2. Memuji Allah dengan lisan kita atas nikmat aman yang besar tersebut.
3. Kita berusaha untuk menggunakan nikmat tersebut dalam rangka mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita gunakan nikmat aman ini untuk mengingat Allah, kita gunakan nikmat aman ini untuk beribadah kepada Allah sungguh-sungguh. Disebutkan dalam hadits Thabrani dan dihasankan oleh Syaikh Albani dan yang lainnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
تَعَرَّفْ إلَى اللَّهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفُك فِي الشِّدَّةِ
“Kenali Allah disaat senang, niscaya Allah akan kenali kamu saat kamu susah.”
Jangan sampai ketika senang kita lupa sama Allah lalu ketika susah baru ingat sama Allah, bagaimana Allah akan ingat kepad akita sementara waktu senang kita lupa sama Allah? Terkadang orang seperti ini -kalau bukan karena rahmat Allah- lambat ijabahnya. Dia berdoa, berdoa, berdoa, berdoa, berdoa, ternyata nggak didengar sama Allah. Karena waktu dia senang kemana aja?
Maka di sini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan, “Kenali Allah diwaktu senang.” Jadi sekarang ini kita diberikan oleh Allah keamanan, kesenangan, kenikmatan, kenali Allah, pelajari Al-Qur’an, pelajari hadits, berusaha untuk kita banyak berzikir kepada Allah, berusaha kita untuk menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan Allah, berusaha untuk mengenal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bagaimana sunah-sunah Rasul dalam kehidupan kita. Usahakan! Sebab nanti ketika kita susah, Allah kenal kepada kita, saudaraku sekalian.
Makanya lihat orang-orang yang waktu senangnya ia banyak ingat kepada Allah, disaat susahnya pasti Allah bantu dia.
Maka suyukuri nikmat Allah berupa keamanan ini untuk banyak-banyak mendekatkan diri kepada Allah. Bunakan nikmat aman ini untuk benar-benar memperbaiki ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jangan kita gunakan nikmat aman ini untuk menghambur-hamburkan uang, buat berfoya-foya, buat berleha-leha. Demi Allah.. Kalau seperti itu jadinya Allah bisa cabut nikmat aman itu. Akibat maksiat-maksiat kita. Mudah bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Setiap kita intropeksi diri, Alhamdulillah Allah masih berikan keamanan ke negara kita ini. Lihat di Suriyah, 1 juta lebih kaum muslimin mati. Lihat di negeri-negeri yang disitu kacau balau, kaum muslimin tidak bisa shalat sama sekali.
Saya punya teman waktu di kota Madinah yang berasal dari Aljazair. Aljazair pernah kacau gara-gara pemilu. Suara partai Islam menang 80%, kemudian pihak pemerintah -kebetulan memang Aljazair dibawah Prancis- membatalkan hasil pemilu. Marahlah kaum muslimin di Aljazair, terjadi pemberontakan, akhirnya perang antara pasukan pemerintah dengan pasukan pemberontak. Subhanallah, saat itu sangat tidak aman -kata teman saya- sampai-sampai saya mau pergi ke mesjid saja tidak berani, rakyat jelata yang jadi korban. Bagaimana masyarakat mau pergi ke masjid? Kalau bukan ditembak pasukan pemerintah, dia ditembak pasukan pemberontak. Masyarakat benar-benar susah. Mau makan pun susah. Maka mari kita syukuri nikmat aman ini dengan banyak-banyak mengingat Allah, banyak membaca Al-Qur’an, banyak duduk di majelis taklim, kita gali ilmu, nikmati ini.
2. Tauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Tauhidkan Allah, jangan sekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena tauhid sumber keamanan di dunia dan akhirat. Allah berfirman dalam surat Al-An’am:
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَـٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٨٢﴾
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kesyirikan, bagi mereka keamanan dan mereka mendapatkan hidayah.” (QS. Al-An’am[6]: 82)
Allah menjamin dalam ayat ini bahwa orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kedzaliman akan diberikan keamanan dan hidayah. Yang dimaksud dengan kedzaliman di sini adalha syirik. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, ketika turun ayat tadi, para sahabat datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan mereka berkata, “Ya Rasulullah, kalau syarat untuk mendapatkan keamanan dan hidayah adalah kami tidak berbuat dzalim sama sekali, berat sekali Ya Rasulullah, siapa di antara kami yang tidak pernah berbuat dzalim?” Maka Rasulullah bersabda bahwa yang dimaksud dzalim dalam ayat itu adalah syirik. Karena Allah berfirman:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya kesyirikan itu adalah kedzaliman yang besar.” (QS. Luqman[31]: 13)
Maka Allah memberikan janji -dan janji Allah pasti Allah realisasikan- bahwa suatu kaum yang beriman dan mereka tidak mencampuri iman mereka dengan kesyirikan, Allah berikan kepada mereka keamanan. Makanya Allah mengatakan dalam surat Al-A’raf:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ ﴿٩٦﴾
“Kalaulah penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, Kami akan bukakan pintu-pintu kesenangan dari langit dan bumi. Akan tetapi sayang mereka mendustakan ayat-ayat Kami. Maka kami pun berikan kepada mereka sanksi disebabkan oleh perbuatan-perbuatan mereka.” (QS. Al-A’raf[7]: 96)
Simak kisahnya pada menit ke-28:00
Simak Penjelasan Lengkapnya dan Download mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Tauhid Sumber Keamanan Di Dunia Dan Akhirat
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48160-keamanan-nikmat-yang-terlupakan/